Senin, 11 Februari 2008

The Golden Rule atau Aturan Emas

The Golden Rule (Aturan Emas) atau The Ethic of Reciprocity (Etika Timbal Balik) adalah prinsip moral dasar yang diakui oleh hampir seluruh kebudayaan dan masyarakat dunia. Aturan emas ini dipercaya sebagai konsep dasar yang terpenting di dalam hak asasi manusia. Bunyinya adalah: “Lakukan kepada orang lain seperti apa yang anda inginkan orang lain perbuat kepada diri Anda.” Hampir semua filsuf terkenal dan para pendiri agama juga mengakui adanya Aturan Emas ini di dalam pengajaran mereka, hanya saja dengan gaya dan ungkapan yang berbeda-beda. Contohnya antara lain:

Budha:
“Tempatkan dirimu sendiri pada posisi orang lain, jangan membunuh atau menyuruh orang lain membunuh. Siapa yang mencari kebahagiaan dengan menekankan kekerasan terhadap orang lain yang juga membutuhkan kebahagiaan, tak mungkin akan mendapatkan kebahagiaan.” (Dhammapada 10. Kekerasan)

Konfusius:
己所不欲、勿施於人。(”Apa yang Engkau sendiri tidak sukai, jangan lakukan terhadap orang lain.”)

Islam:
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Al-Mutaffifiin:83:1-3)

Kristen:
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 7:12)


Saya yakin bahwa Aturan Emas bukanlah buatan manusia atau semata-mata timbul dari pemikiran orang-orang bijaksana saja, tetapi lebih dari itu, adalah sebuah hukum moral yang absolut yang sudah terpatri melekat di dalam hati nurani setiap manusia.

Sebuah hukum atau aturan yang Tuhan tetapkan dan letakkan di dasar roh setiap manusia, supaya semua manusia, tak terkecuali besar-kecil, tua-muda, pintar-bodoh, beragama atau atheist, dari dulu sampai sekarang, sadar akan apa yang disebut kasih dan kebajikan atau dosa dan kejahatan.


Namun sebenarnya, aturan ini sesungguhnya didasarkan kepadahukum lain yang lebih utama yaitu: bahwa manusia harus mengasihi Penciptanya dengan seluruh hidupnya, dan mengasihi manusia lainnya sebagai sesama ciptaan yang diciptakan menurut The Image of God (peta & teladan / gambaran Tuhan) sendiri.

Berfirmanlah Elohim: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kejadian 1:26)

Itulah sebabnya, Yesus berkata dalam Markus 12:29-31"Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Elohim kita, Tuhan itu esa [ekhad]. Kasihilah Tuhan, Elohim-mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Bukan saja tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada ke-2 hukum ini, bahkan lebih dari itu, hampir semua jenis hukum yang ada di dunia, baik itu hukum moral, hukum adat, hukum negara, etika, sosial & budaya, juga tidak terlepas dari pengaruh ke-2 hukum ini.

“Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa.” (Yesaya 51:4)


(http://kristenemasmurni.blogspot.com)